Berapa Mahal Biaya Penyelenggaraannya?
PEMBIAYAAN untuk
acara ini bersumber dari APBN secara multiyears. Untuk persiapan, pada tahun
lalu anggaran dialokasikan dana Rp 45,4 miliar. Kemudian pada tahun ini
dianggarkan Rp 810,1 miliar. Sehingga, total dana yang dialokasikan Rp 855,5
miliar.
Besaran anggaran yang disepakati adalah Rp 45,4 miliar
pada 2017 dan Rp 810,1 miliar pada 2018. Sehingga, total yang dialokasikan Rp
855,5 miliar.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Susiwijono pada Agustus 2018 menjelaskan, anggaran pelaksanaan Pertemuan
Tahunan dibahas intensif oleh pemerintah bersama DPR secara multiyears.
Besaran anggaran saat disepakati adalah Rp 45,4 miliar
pada 2017 dan Rp 810,1 miliar pada 2018. Sehingga, total yang dialokasikan Rp 855,5
miliar.
Jumlah itu lebih murah jika dibandingkan dengan
penyelenggaraan di Singapura (2006) dan Peru (2009, 2012, dan 2015). Rata-rata
dana yang dikeluarkan oleh dua negara tersebut sebesar Rp 1,1 triliun hingga Rp
1,5 triliun per penyelenggaraan.
Meski dana yang dialokasikan lebih murah, namun para
petinggi IMF memuji persiapan yang dilakukan Indonesia. Pujian disampaikan
langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde diikuti dengan direktur
IMF lainnya.
INDONESIA menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional
(International Monetary Fund atau IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, pada
8-14 Oktober 2018.
Proses
terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah IMF-World Bank Annual Meeting tidaklah
mudah. Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk menjadi host.
Bagaimanapun, untuk bisa menjadi tuan, banyak hal yang menjadi pertimbangan.
Berikut
ini sejumlah catatan dari penyelenggaraan dan pembahasan pertemuan tahunan
IMF-Bank Dunia 2018 di Bali.
DALAM 8 hari pelaksanaan, ada sekitar 2.000 pertemuan yang
dilakukan secara paralel sepanjang acara. Selain itu, ada sekitar 20.000 orang
partisipan dari 189 negara seluruh dunia yang bergabung dalam acara IMF-World
Bank Annual Meeting 2018.
Acara
digelar di 16 venue, yakni Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali
International Convention Center (BICC), Hotel Westin Nusa Dua, Universitas
Udayana, Laguna Resort, Melia Hotel, Hotel Mulia, Conrad Hotel, Hotel Sofitel,
Hilton Bali, Grand Nusa Dua Hotel, Hotel Inaya, Nikko Hotel, Ayodya Hotel,
Grand Bali Hotel, St Regis Resort, dan Garuda Wisnu Kencana.
Ada
delapan topik utama yang jadi fokus Indonesia selama pertemuan ini
dilangsungkan. kedelapan topik itu adalah: ekonomi digital, urbanisasi, sumber
daya manusia, pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana, perubahan iklim,
pembiayaan infrastruktur, penguatan moneter internasional, serta ekonomi
syariah.
Acara
diselenggarakan setiap hari mulai pukul 09.00 dan selesai menjelang sore atau
malam hari. Di luar jadwal resmi, ada rangkaian rapat dan seminar yang
diselenggarakan oleh pihak-pihak yang berpartisipasi, mulai dari korporasi h
ingga organisasi internasional.
Analisis,
Data dan Pembahasan:
Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (International
Monetary Fund atau IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Oktober 2018.
Membahas mengenai ekonomi, tapi dibalik dari acara tersebut pasti menggunakan
cukup biaya besar, anggaran biaya yang disediakan Rp 855.5 miliyar. Rincian
biaya yang dianggarkan dan dikeluarakan ialah, biaya dari APBN secara multiyears Rp 45,4
miliar yang disepakata pada tahun 2017 dan anggaran yang disepakati pada tahun
2018 Rp 810,1 miliyar.
Konstruksi pendukung Rp 4.9 triliun antara lain
pembangunan underpass ngurah rai, pelabuhan benoa, patung garuda wisnu kencana,
tempat pembungan akhir sampah suwung, penambahanapron bandara I gusti ngurah
rai.
Dampak langsung pengeluaran peserta Rp 943.5 miliyar,
dari 95.2% (wisatawan mancanegara) 4.8% (wisatawan nusantara).
Untuk rincian akomodasi sebesar Rp 569.9 miliyar,
Makanan dan minuman sebesar Rp 190.5 miliyar, Transportasi sebesar Rp 36.1
miliyar, Hiburan sebesar Rp 57 miliyar dan suvenir sebesar Rp 90.2 miliyar.
Dari semua keseluruhan biaya tersebut ternyata lebih
murah dibandingkan dengan Singapur pada tahun 2006 dan Peru pada tahun 2009,
2012, 2015. Rata-rata dan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.1 triliun hingga Rp 1.5
triliyun per penyelegaraan.